PROPOSAL PENELITIAN
BAHAYA
MEROKOK
Disusun Oleh:
Moh. Nabil
XI Ipa 2
05
MA SUMBER BUNGUR PAKONG PAMEKASAN
TAHUN PELAJARAN
2019
KATA
PENGANTAR
Puji
dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat
dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Pamekasan, 15
Januari 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
B.
Tujuan Penulisan
C.
Rumusan Masalah
D.
Manfaat Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Rokok
B.
Bahan kimia yang
terkandung dalam rokok
C.
Jenis Rokok
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Metodologi Penelitian
B.
Objek Penelitian
C.
Instrumen Penelitian
D.
Teknik Pengumpulan Data
BAB IV HASIL
PENELITIAN
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Merokok
B. Dampak Perilaku Merokok
C. Upaya Mengatasi Perilaku Merokok
Pada Remaja
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Para
remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang seringkali
menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang akan membuat
mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan rokok di
usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dari kelakuannya
tersebut.
Sebenarnya
seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah, masyarakat atau
kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatannya,
sekolahnya dan lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar karena
kondisi emosi mereka yang tidak stabil memebuat mereka melakukan segalah hal
untuk melampiaskan esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi.
Hal ini di sebabakan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok di
kalangan sekolah atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada
diri mereka sehingga mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti
kedepanya.
Kebiasaan
merokok diIndonesia sangat memprihatinkan. Setiap saat kita
dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal,
berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok
sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap
rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di
sekitarnya (perokok pasif). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa
para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para prokok
itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker
paru-paru mengancam para perokok aktif maupun pasif.
Kami
menyadari bahwa informasi tentang bahya rokok bagi kesehatan sangat penting
untuk di ketahui oleh masyarakat luas, khususnya para pelajar. Hal ini yang
mendorong kami untuk menyusun makalah ini tentang Bahaya Merokok Dikalangan
Remaja. Kami berharap, dengan mengetahui informasi ini para pelajar dapat
mengurungkan niatnya untuk mengonsumsi rokok, atau bahkan berhenti merokok.
B.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui faktor penyebab perilaku merokok pada
kalangan remaja.
2.
Mengetahui dampak dari merokok.
3.
Mengetahui cara mengatasi merokok pada kalangan
remaja.
C.
Rumusan Masalah
1.
Apa faktor yang menyebabkan para remaja merokok?
2.
Apa dampak yang ditimbulkan dari merokok?
3.
Bagaimana cara mengatasi merokok pada remaja?
D.
Manfaat Penulisan
Penulisan
proposal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang
faktor penyebab menjadi perokok.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar
10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar
pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lainnya.
B. Bahan kimia yang terkandung dalam rokok
1.
Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa
rileks.
2.
Tar, yang terdiri dari lebih dari 4.000
bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
3.
Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
4.
Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik
yang mudah terbakar dan tidak berwarna.
5.
Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
6.
Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga
merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
7.
Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun
dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
8.
Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang
digunakan untuk mengawetkan mayat.
9.
Hidrogen
sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut.
Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
10. Arsenik,
bahan yang terdapat dalam racun tikus.
11. Karbon
monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan
mobil dan motor.
C. Jenis Rokok
Berdasarkan
bahan pembungkus.
1.
Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung.
2.
Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
3.
Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
4.
Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.\
5.
Rokok daun nipah
Berdasarkan
bahan baku atau isi.
1.
Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya
hanya daun tembakau
yang diberi saus
untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2.
Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya
berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
3.
Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya
berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok
berdasarkan proses pembuatannya.
1.
Sigaret Kretek Tangan
(SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau
dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
2.
Sigaret Kretek Mesin
(SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material
rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok.
Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini
mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai
delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan
dengan mesin pembungkus rokok
sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah
dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang
mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum
ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter
pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.
Berdasarkan
penggunaan filter.
1.
Rokok Filter (RF): rokok
yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
2.
Rokok Non Filter (RNF):
rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
Dilihat
dari komposisinya:
a.
Bidis: Tembakau yang digulung dengan daun temburni
kering dan diikat dengan benang. Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi
daripada rokok buatan pabrik. Biasanya ditemukan di Asia Tenggara dan India.
b.
Cigar: Dari fermentasi tembakau yang diasapi,
digulung dengan daun tembakau. Adaberbagai jenis yang berbeda di tiap negara. Yang
terkenal dari Havana, Kuba.
c.
Kretek: Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma
cengkeh berefek mati rasa dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang
dan banyak di Indonesia.
d.
Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah
juga biasa digunakan di AsiaTenggara dan India. Bahkan 56 persen perempuan
India menggunakan jenis kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan
gusi, dan tembakau kering yang diisap dengan hidung atau mulut.
e.
Shisha atau hubbly bubbly: Jenis tembakau dari
buah-buahan atau rasa buah-buahan yang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya
digunakan di Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa tempat di Asia. Di
Indonesia, shisha sedang menjamur seperti dikafe-kafe.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Metodologi
yang digunakan dalam penulisan ini yaitu melalui observasi dan melalui sedikit
wawancara. Yang dimana observasi tersebut dengan mengadakan pengamatan langsung
pada remaja yang merokok dan wawancara dengan bertanya langsung kepada remaja
yang merokok.
B. Objek Penelitian
Objek
dalam penelitian ini diharaokan dapat memberikan informasi tentang pertanyaan
yang terdapat dalam rumusan masalah.
Adapun objek penilitian nya yaitu para remaja yang merokok.
C. Instrumen Penelitian
Adapun
alat-alat yang digunakan pada saat penilitian yaitu :
1.
pena
2.
Buku / kertas
D. Teknik Pengumpulan Data
Dengan
menyebarkan angket untuk lebih mengetahui informasi lebih jelas tentang
pemahaman masyarakat terhadap penggunaan rokok
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Merokok
Perilaku merokok disebabkan diri sendiri dan faktor
lingkungan.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan seorang
merokok yaitu :
1.
Pengaruh keluarga
Seorang
yang berasal dari keluarga yang konservatif (keluarga yang menjaga dan
memperhatikan anak-anaknya) lebih sulit untuk terlibat dengan rokok. Sedangkan
orang yang berasal dari keluarga yang permisif ( keluarga yang tidak terlalu
menjaga anaknya dan menerima perilaku anak) cenderung akan mudah untuk terlibat
dengan rokok.
Dalam
Journal of Consumer Affairs (Aliyah, 2011) menyebutkan bahwa orang tua
perokok akan berpengaruh dalam mendorong
anak mereka menjadi perokok pemula di usia dini. Secara psikologis, toleransi
orang tua terhadap asap rokok di rumah akan membentuk nilai bagi anak bahwa
merokok adalah hal yang boleh dilakukan dan mereka merasa bebas untuk merokok
karena tidak ada sangsi moral yang diberikan oleh orang tua (Mu’tadin, 2002).
Contoh
lain adalah adanya permasalahan internal keluarga. Misalnya, seorang anak
berasal dari keluarga yang broken home, diantaranya dipicu dengan
perceraian orang tua. Anak tersebut melakukan aktivitas merokok sebagai bentuk
protes dan perlawanan terhadap kedua orang tuanya karena tidak memperhatikannya
(Suryaningrat, 2007).
2.
Pengaruh Teman
Seseorang
yang mempunyai teman perokok akan lebih mungkin merokok dibanding orang yang
tidak punya teman perokok. Banyak orang terdorong menjadi perokok pemula untuk
menyusaikan diri pada komunitas pergaulan. Rokok membuat mereka merasa lebih
diterima oleh banyak orang (Mu’tadin, 2002). Dari fakta tersebut ada dua
kemungkinan yang terjadi :
a. Orang tersebut terpengaruh oleh
teman-temannya.
b. Teman-temannya dipengaruhi
olehnya
3.
Faktor Kepribadian
Orang
mencoba merokok karena alasan ingin tahu, atau ingin melepaskan diri dari rasa
sakit dan kebosanan. Secara kepribadian, kondisi mental yang sedang menurun
seperti stres, gelisah, takut, kecewa dan putus asa sering mendorong orang
menghisap rokok. Mereka merasa lebih tenang dan lebih mudah melewati masa-masa
sulit setelah merokok. (Suryaningrat, 2007).
4.
Pengaruh Iklan
Dalam media visual seperti televisi, baliho dan
majalah tampak tampilan-tampilan reklame yang sangat profokatif dengan
memperlihatkan bahwa dengan merokok seseorang akan lebih macho. Iklan merupakan
media informasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik para
konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan suatu tindakan
sesuai yang diinginkan pengiklan.
Banyak iklan rokok di media cetak, dan
elektronik telah mendorong rasa ingin tahu publik tentang produk rokok.
Penggambaran tokoh serta adegan-adegan menantang dalam iklan membuat masyarakat
menirunya. Ikalan-iklan yang ada merangsang mereka untuk merokok dengan bujukan
yang berbeda. Meskipun dalam iklan tidak digambarkan orang merokok akan tetapi
adegan-adegan yang identik dengan keperkasaaan dan penuh imajinasi mempengaruhi
mereka mengonsumsi rokok.
]Tema iklan rokok selalu menampilkan pesan positif
seperti macho, bergaya, peduli, setia kawan, dan inspiratif. Berdasarkan
penelitian Universitas Prof. Dr. Hamka (Uhamka) dan komisi nasional
perlindungan anak (2007), iklan rokok merupakan salah satu penyebab
meningkatnya jumlah perokok di Indonesia ( Candra, 2008).
B.
Dampak Perilaku Merokok
Perilaku
merokok mempunyai dampak bermacam-macam bagi perokok. Menurut Ogden (2000),
perilaku mempunyai dua dampak, yaitu positif dan dampak negatif.
1.
Dampak Positif
Merokok
memiliki dampak positif yang sangat sedikit bagi kesehatan. Graham dalam ogden
(2000) menyatakan bahwa perokok dengan merokok dapat menghasilkan mood positif
dan dapat membantu individu menghadapi keadaan-keadaan yang sulit. Smet (1994)
menyebutkan keuntungan merokok (terutama bagi perokok) yaitu mengurangi
ketegangan, membantu konsentrasi, dukungan sosial dan menyenangkan.
2.
Dampak Negatif
Merokok
dapat menyebabkan dampak negatif yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
(Sumartono, 2009). Perokok bukan penyebab penyakit tetapi dapat memicu suatu
jenis penyakit. Rokok juga tidak menyebabkan kematian secara langsung tetapi
dapat mendorong munculnya penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Berbagai
penyakit yang picu karena merokok dimulai dari penyakit kepala sampai dengan
penyakit di telapak kaki. Penyakit tersebut antara lain : penyakit jantung,
kanker, penyakit saluran pernapasan, penigkatan tekanan darah, gangguan
pembuluh darah, pengelihatan kabur, dll seperti pesan peringatan yang
tertera pada bungkusan rokok. (Suryaningrat, 2007)
C.
Upaya Mengatasi Perilaku Merokok Pada Remaja
Merokok
di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan siswa yang
satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh
karena itu para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan
mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan tempat merokok. Selain itu
juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya
perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di
luar sekolah. Peringatan dari keluarga juga menjadi salah satu cara mengatasi
kecanduan rokok. Berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain, menyibukkan
diri, rajin berolahraga, dan memberikan pengertian-pengertian tentang rokok
pada remaja juga dapat mengatasi kebiasaan merokok tersebut.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
makalah ini penulis dapat menyimpulkan:
1.
Banyak remaja yang merokok, hal tersebut terjadi
karena faktor keluarga, lingkungan, dan kepribadian.
2.
Banyak sekali upaya yang bisa diatasi agar perokok
dapat berhenti merokok, misalnya peringatan dari keluarga juga guru-guru.
B.
Saran
Setelah
membaca tulisan ini, semoga para remaja dan masyarakat dapat tersadarkan akan
bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan
merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh
mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson
(1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Direktorat
Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001).
Buku Pedoman
Umum Tim Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi
oleh Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar