ARTIKEL
OROGENESIS
Disusun Oleh:
Faiqotul Jannah (12)
Nikmatul Aprilia (23)
Moh. Noval (05)
MA SUMBER BUNGUR PAKONG
PAMEKASAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
GERAK TEKTONIK
OROGENESA
Gerak tektonik orogenesa adalah gerakan kulit bumi yang relatif
cepat meliputi daerah yang sempit. Arah gerakan lapisan kulit bumi secara
vertikal maupun horizontal. Arah gerakan inilah
yang menyebabkan terjadinya pengangkatan dan penurunan permukaan bumi. Misalnya
pembentukan Deretan Sirkum Pasifik merupakan contoh dari Gerak Tektonik
Orogenesa ini.
Proses orogenesa ini akan menghasilkan tekanan pada lapisan batuan, jika tenaga
tersebut terjadi pada lapisan kulit bumi yang keras maka akan menyebabkan
terjadinya patahan. Kekuatan tenaga endogen mampu menekan struktur batuan yang
keras sehingga struktur batuan terpisah atau lepas. Hasil gerak orogenesis
biasanya berupa pegunungan lipatan (contoh pegunungan Kendeng di pulau Jawa)
dan pegunungan patahan seperti pegunungan selatan pulau Jawa dan pulau Nusa
Kambangan. Keseluruhan proses pembentukan pegunungan disebut orogenesis.
Gerak orogenesa menyebabkan terjadinya patahan,
lipatan, pelengkungan dan peretakan. Gerak orogenesis juga dapat menyebabkan
depresi kontinental yaitu tanah turun sehingga permukaan bumi lebih rendah dari
sekitarnya.
1. Patahan
Patahan terjadi karena
2 hal, yaitu:
a.
Tenaga endogen yang bergerak
secara bersamaan baik horizontal maupun vertikal pada lapisan batuan yang keras
dan melampaui elasitas batuan, sehingga kulit bumi menjadi patah atau
retak.
b.
Terdapat pengurangan
isi lapisan dalamkerak bumi seperti akibat letusan vulkanisme.
Bidang tempat patah
atau retaknya kulit bumi disebut bidang patahan. Bidang yang mengalami
pergeseran disebut Sesar / Fault.Daerah patahan merupakan daerah yang rawan
gempa karena rapuh.
Bentuk-bentuk
Patahan
1. Graben / Slenk
Bagian dari patahan
yang lebih rendah dari sekitarnya / bagian yang mengalami pemerosotan atau
penurunan.
2. Horst / sembul
Bagian kulit bumi yang
terangkat atau bagian patahan yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya.
3. Patahan Normal
Kedua bagian terpatah,
sehingga satu bagian batuan naik dan bagian lainnya turun.
4. Patahan Rebah / Thrush Fault
Patahan yang terjadi
setelah terbentuknya lipatan. ini terjadi karena tekanan salah satu sisi
lipatan lebih kuat sehingga struktur batuan / lapisan batuan rebah dan terjadi
patahan, sehingga lapisan tengah terbalik susunannya.
5. Sesar Geser
Struktur patahan yang
bergeser horizontal searah dengan garis poros.
Pembentukan pegunungan
oleh proses diastropisme tidak disertai dengan pembentukan magma, sehingga
pegunungan yang terbentuk bukanlah pegunungan berapi atau pegunungan aktif.
Pegunungan berapi terbentuk apabila diatas pegunungan patahan atau lipatan
tersebut terbentuk pegunungan baru akibat aktifitas vulkanisme.
2. Lipatan
Lipatan adalah bentuk permukaan bumi yang
bergelombang disebabkan oleh tenaga endogen yang arahnya mendatar (horizontal)
pada lapisan kulit bumi yang elastis.
Pada saat tenaga
endogen bergerak secara mendatar pada lapisan kulit bumi yang elastis, lapisan
batuan mendapat tekanan yang kuat dan mengakibatkan lapisan kulit bumi
terangkat dan apabila tenaga endogen itu terus bekerja akan mengakibatkan
lipatan miring. Hal ini mengakibatkan terbentuknya perbukitan (antiklinal) dan
lembah (sinklinal)daerah lipatan yang tinggi yang merupakan puncak lipatan
disebut antiklinal, sedangkan sedangkan bagian yang rendah / lembah disebut
sinklinal.
Bentuk-bentuk
lipatan
1. Lipatan Normal
Lipatan normal terjadi
jika dua tenaga penekanan mempunyai kekuatan yang sama dan saling berhadapan.
Bentuk lipatan ini meiliki dua lapisan yang seimbang lerengnya.
2. Lipatan Asimetris
Lipatan asimetris
terjadi apabila salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari yang lain. Bentuk
lipatan ini memiliki lereng yang curam.
3. Lipatan Tumpang Tindih
Lipatan tumpang tindih
terjadi jika salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari yang lain, sehingga
terdapat lapiisan batuan yang menumpang pada batuan lainnya akibatnya terbentuk
lapisan batuan yang hampir paralel.
Contoh Lipatan :
Lipatan pegunungan tua
(pegunungan ural dan pegunungan allegani).
Lipatan pegunungan muda
(rangkaian pegunungan mediterania dan sirkum pasifik).
Pegunungan lipatan
terbentuk oleh gerakan mendatar kulit/kerak bumi pada lipatan endapan yang
lentur dan elastis.
Jenis-jenis struktur
lipatan:
a.
Jalur pegunungan
lipatan, yaitu rangkaian pegunungan lipatan yang sangat panjang melintasi
beberapa benua dan berdampingan dengan pulau di dasar laut. Hal ini terjadi
karena tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua, lempeng benua yang lebih
berat massanya akan menyusup ke bawah, sedangkan lempeng samudera yang ringan
akan terangkat.
b.
Dome, adalah pegunungan
lipatan yang membulat karena tekanan mendatar datang pada arah dan waktu yang
sama, misalnya dome Sangiran di Jawa Tengah. Basin adalah cekungan yang
membulat karena daerah disekitarnya terangkat naik.
c.
Lipatan tunjam, adalah
struktur pegunungan lipatan yang bagian garis porosnya menunjam membentuk sudut
terhadap bidang datar.
d.
Lipatan komplek, adalah
jenis lipatan yang terdapat di jalur pegunungan besar. Jalur pegunungan sebagai
antiklinal besar, sedangkan jalur diatasnya terdapat antiklinal dan sinklinal
kecil berbagai tipe.
3. Pelengkungan
Lapisan kulit bumi yang
semula mendatar jika mendapatkan tekanan vertikal akan membentuk struktur
melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut kubah
(dome) dan dapat mengarah ke bawah membentuk seperti mangkuk yang disebut
basin.
4. Retakan
Retakan terjadi karena
adanya gaya regangan pada lapisan batuan sehingga menyebabkan batuan menjadi
retak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar