BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Islam merupakan agama yang dibawa
oleh rasululloh Muhammad SAW, agama ini turun dimuka bumi kurang lebih empat
belas abad yang lalu ditengah hiruk pikuk kejahiliyahan masyarakat jazirah arab
pada saat itu yang menyembah berhala.
Ketika Nabi Muhammad SAW datang
membawa risalah kenabian banyak pro kontra dimasyarakat jazirah arab namun dari
klasifikasi turunnya ayat Al-Qur’an dapat diketahui bahwa periode nabi di
Makkah merupakan periode pengenalan masyarakat arab terhadap kebenaran Islam,
sosok tuhan yang paling pantas disembah, sedangkan periode Madinah merupakan
periode perluasan dakwah dan penyusunan norma-norma dan aturan-aturan
kemayarakatan hal ini dibuktikan banyaknya ayat-ayat muamalah yang turun di
Madinah.
Periode Nabi Muhammad di Makkah
berdakwah dalam sejarah tidak ditemui istilah kaum munafikin yang merongrong
Islam dari dalam namun hanya ditemui sisi permusuhan dan perlawanan kafir
Quraisy, oleh karena itu adanya sifat kufur, Fasik, nifaq, syirik banyak ditemui dalam sejarah saat dakwah sudah memasuki periode Madinah.
Iman seseorang dapat menjadi semakin
kuat jika orang tersebut mengerjakan pekerjaan-pekerjaan terpuji serta tunduk
dan patuh kepada perintah Allah SWT. Sebaliknya iman seseorang dapat menjadi
berkurang, lebih jauh lagi menjadi murtad jika orang tersebut selalu
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dilarang oleh Allah SWT. Baik dosa besar
maupun dosa kecil jika sering dilanggar tentu akan merusak iman seseorang. Di
antara perbuatan-perbuatanyang dapat merusak keimanan seseorang adalah kufur, Nifak,
Fasik, syirik yang akan di jelaskan pada pembahasan kali ini.
1.2
Rumusan masalah
1.
Apa
pengertian kufur?
2.
Apa
saja jenis-jenis kufur?
3.
Bagaimana
definisi nifak?
4.
Apa
saja jenis-jenis nifak?
5.
Bagaimana
penjelasan dari syirik?
6.
Apa
saja jenis-jenis syirik?
7.
Apa
yang dimaksud fasik/fusuk?
8.
Apa
saja jenis-jenis fasik/fusuk?
1.3
Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian kufur.
2.
Mendeskripsikan
jenis-jenis kufur.
3.
Mendeskripsikan
definisi nifak.
4.
Mendeskripsikan
jenis-jenis nifak.
5.
Mendeskripsikan
penjelasan syirik.
6.
Mendeskripsikan
jenis-jenis syirik.
7.
Mendeskripsikan
maksud fasik/fusuk.
8.
Mendeskripsikan
jenis-jenis fasik/fusuk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kufur
Kufur
merupakan keadaan dimana ia tidak mengikuti ketentuan-ketentuan syariat islam
yang telah digariskan Allah SWT. Orang yang tidak mengikuti syariat islam dikhawatirkan
mereka terjerumus kepada Syirik, Nifak, Murtad, dan tidak mau bersyukur
sebagaimana digariskan oleh Al-Qur’an surat Al-bayyinah ayat 1 sebagai berikut:
“Orang-orang kafir yakni ahli kitab
dan orang-orang musyrik (mereka menyatakan) tidak akan meninggalkan agamanya
sebelum dating kepada mereka bukti yang nyata”[1]
2.2 Jenis-jenis kufur
Kufur Besar dan
Kufur Kecil. Kufur besar atau
juga disebut sebagai
kufur
akidah bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam.
Kufur besar ada lima macam:
1. Kufur Karena Mendustakan.
2. Kufur Karena Enggan dan Sombong, Padahal Membenarkan.
3. Kufur Karena Ragu.
4. Kufur Karena Berpaling.
5. Kufur Karena Nifaq.
Kufur kecil atau juga disebut kufur amaliyah yaitu kufur
yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur amali
ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai
dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar. Seperti kufur
nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya An-Nahl : 83
“Mereka
mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkari dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang kafir”.[2]
2.3 Pengertian Nifak
Nifak adalah menyembunyikan sesuatu
di dalam hati. Seseorang di hadapan orang banyak mengaku beriman kepada Allah
SWT. Tetapi sesungguhnya orang tersebut tidak beriman. Di dalam pepatah sering
disebut, telunjuk lurus kelingking berkait, artinya menohok kawan seiring,
menggunting dalam lipatan atau lain di bibir lain pula di hati. Sifat yang suka
berdusta sangat mudah berucap maupun berjanji tetapi tidak akan ditepatinya
janji itu. Orang yang sering dusta ucapannya tidak bisa dijadikan pegangan
sebab akan jauh dari kenyataan.
Termasuk sifat Nifak adalah
menyembunyikan kekafiran dalam hati dan menampakkan iman dengan lidah. Sifat
ini digambarkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,
mereka menyatakan (kami telah beriman). Dan apabila mereka kembali kepada
syaithan-syaithan mereka, mereka mengatakan (sesungguhnya kami sependirian
dengan kamu, kami hanyalah berolokolok)” (Q.S Al-Baqarah: 14) [3]
2.4 Jenis-jenis nifak
Nifak terbagi menjadi dua jenis, yaitu nifak I'tiqodiy dan nifak amaliy.
2.4.1
Nifaq I'tiqodiy (keyakinan)
Nifak I'tiqadiy adalah nifak besar, di mana pelakunya menampakkan keislaman, tetapi dalam hatinya tersimpan kekufuran dan kebencian
terhadap Islam. Jenis nifak ini menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari agama & khirat kelak ia akan berada dalam
kerak Neraka.
2.4.2
Nifak 'amaliy (perbuatan)
Nifak
'amaliy yaitu melakukan sesuatu yang merupakan
perbuatan orang-orang munafik, tetapi masih
tetap ada iman di dalam hati. Nifak
jenis ini tidak mengeluarkannya dari agama,
namun merupakan washilah kepada yang demikian. Pelakunya berada dalam keadaan
iman dan nifak, dan jika perbuatan nifaknya
lebih banyak maka hal itu bisa menjadi sebab terjerumusnya dia ke dalam
nifak sesungguhnya.
Sifat nifak adalah sifat yang sangat buruk dan berbahaya,
karena itulah para sahabat sangat takut kalau diri mereka terjerumus dlm
kemunafikan. Ibnu abi Mulaikah berkata: "Aku bertemu dengan 30 sahabat
Rasulullah saw, mereka semua tahu kalau-kalau ada nifaq dalam dirinya."[4]
2.5 Pengertian Syirik
Syirik
adalah perbuatan yang mensekutun Allah, sekalipun ia mempercayai Allah tetapi
karena ia membaurkan kepercayaan itu kepada selai Allah yang dianggap sebagai
tuhan sehingga tidak sepenuhnya mempercayai akan keesaan Allah dan kemaha
kuasaannya.
Syirik
ini sangat bertentangan dengan tauhid, karena tauhid ingin menegakkan keyakinan
kemaha Esaan Allah, sedangkan kemusyrikan sebaliknya ingin meniadakan atau
menafikan keesaan Allah. Kemusyrikan ini sangat bertentangan dengan tauhid sebagaimana
firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-nisa’ ayat 48 sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni orang berbuat syirik itu”.[5]
2.6 Jenis-jenis
syirik
Terdapat dua jenis syirik,
yaitu:
2.6.1
Syirik Akbar (besar)
Yaitu syirik yang mengeluarkan
seseorang itu dari iman (yakni murtad dari agama) dan di akhirat dosanya tidak
akan diampunkan Allah dan ia tidak akan dapat masuk syurga selama-lamanya.
Syirik Akbar (besar) melihat
kepada bentuknya terbahagi pula kepada dua jenis:
1.
Syirik Dzahir Jali (terang dan nyata)
Yaitu syirik yang terang dan nyata, tanpa ada kesamaran di
mana orang yang melakukannya jelas dianggap telah menyengutukan Allah. Syirik
ini berlaku apabila seseorang itu menyembah selain Allah seperti menyembah
matahari, patung-patung berhala, binatang (lembu dan sebagainya), manusia
(seperti perbuatan penganut Kristian yang menyembah nabi Isa, penganut Budha
yang menyembah patung Budha, orang-orang yang menyembah Fir’aun) dan
sebagainya.
2.
Syirik Bathin Khafi (tersembunyi)
Yaitu syirik yang dzahirnya tidak kelihatan seperti syirik,
namun pada hakikatnya ia adalah syirik kerana terdapat padanya unsur yang jelas
menyengutukan Allah.
2.6.2
Syirik Asghar (kecil);
Yaitu syirik yang tidaklah
mengeluarkan seseorang itu dari agama, namun ia tergolong dalam dosa-dosa besar
(malah paling besar) dan dibimbangi orang yang melakukannya atau berterusan
melakukannya akhirnya akan mati sebagai seorang kafir jika tidak diberi rahmat
oleh Allah dengan taubat dan keampunanNya.
Syirik Asghar (kecil)
tergolong dalam kumpulan dosa-dosa besar, malah paling besar dari dosa-dosa
besar yang lain di sisi Allah.[6]
2.7 Pengertian Fasik/Fusuk
Kata Fasik berasal dari bahasa Arab
dan merupakan ”shigat Isim fa’il” yang artinya orang yang berbuat jahat atau
orang yang berbuat maksiat. Fasik adalah orang yang sebenarnya mengetahui
perintah dan larangan Allah, tetapi dengan sengaja ia tidak mematuhinya. Orang
fasik itu pada awalnya termasuk orang yang beriman juga, tetapi karena imannya
yang lemah, ia tak mampu mempertahankan diri dari godaan setan dan akhirnya
mengikuti semua ajakan setan. Dalam hal ini Allah swt berfirman:
”Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang lupa kepada
Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri, mereka
itulah orang-orang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 19)[7]
2.8 Jenis-jenis fasik/fusuk
Jenis fasik/fusuk ada 2 bagian,
yaitu sebagai berikut:
2.8.1
Fasik
kecil
yaitu orang Islam yang sering
berbuat maksiat namun masih memiliki iman dalam hatinya.
Dan orang-orang yang menuduh
wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat
orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera,
dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka
itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nuur: 4).
2.8.2
Fasik
besar
yaitu orang kafir dan munafik dimana
mereka sudah tidak memiliki iman dalam hatinya.
Dan adapun orang-orang yang fasik
(kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar
daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka:
Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya. (QS. As-Sajdah: 20).
Orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh
membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan
tangannya (kikir). Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah:
67).[8]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia merupakan khalifah dimuka bumi ini, Allah SWT pun mengkaruniakan
kepada manusia kesempurnaan melebihi ciptaan Allah yang lain, meskipun dalam
kesempurnaan tersebut juga terkandung keterbatasan.
Sifat-sifat tersebut ialah sifat Nifaq, Syirik, Kufur dan Fusuk. Nifaq ialah bahwa seseorang tersebut memperlihatkan sesuatu baik berupa
ucapan, tingkah laku yang berlainan dengan yang ada dihatinya, Syirik ialah
menyamakan Allah dengan zat selain Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, kufur ialah
tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak
mendustakannya maksud mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan
tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya, sedangkan
Fasik adalah orang yang sebenarnya mengetahui
perintah dan larangan Allah, tetapi dengan sengaja ia tidak mematuhinya.
3.2 Saran
Penulis menyadari dalam
proses pembuatan dan penyampaian makalah terdapat banyak kesalahan dan
kekhilafan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penulis guna mengingatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang ada dalam
proses pembuatan dan penyampaian makalah. Terakhir tidak lupa penulis
mengucapkan rasa syukur kehadirat
Allah SWT. Serta terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan
makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar Yusuf, H. Dahlan, Zulkifli,
H. Tarmizi. 2002. Buku Ajar Ilmu Tauhid. Jakarta: Direktorat
Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Mahmud Latief. 2006. Buku Ajar
Ilmu Kalam. Pamekasan: STAIN Pamekasan Press.
Sumber Lain:
[3]
Yusuf mukhtar, H. dahlan, zulkifli, H. tarmizi, (jakarta: direktorat jendral pembinaan kelembagaan agama islam), Hlm. 347.
[8] halaqah.net/v10/index.php?topic=20466.0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar