Selasa, 08 Januari 2019

MAKALAH PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA MENURUT KONSEP BARAT DAN AL-QUR’AN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Mungkin kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun pernah, kamu tentu masih sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam semesta ini. Akan kami terangkan seberapa besar alam semesta ini dengan menggunakan suatu contoh. Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? Jarak antara batas kota tempat kamu tinggal mungkin tampak begitu besar bagimu. Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh jalan-jalan di kotamu, dari timur ke barat, dan kamu akan terkagum-kagum oleh keluasannya. Mungkin diantara kalian ada yang pernah bepergian ke kota lain yang jauh jaraknya. Tapi, camkan satu hal! Meskipun kamu pergi mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit untuk membantumu membayangkan betapa luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.
Mungkin kamu terkejut, tapi memang itu kenyataannya; planet bumi hanyalah sebutir debu jika dibandingkan dengan luas seluruh alam semesta.
Di dalam Al Qur’an didapatkan kesimpulan yang cukup besar peluang kebenarannya, bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.
Dengan kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin manifestasi” dan “kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya sudah diberitahukan kepada manusia lewat Al Qur’an, sebelum kejadian tersebut terjadi, dengan tidak ada tekanan apakah manusia mau atau tidak memahaminya guna mendapatkan takwil isyarat-Nya.
Al Qur’an diturunkan bukan hanya kepada umat Islam, tetapi sebagai mediator menyampaikan pesan Tuhan Pencipta Alam kepada semua makhluk-Nya. Al Qur’an yang sedemikian sempurna ini memberi kabar dan cerita semua kejadian di alam semesta ini.
Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai dengan keorisinilannya sejak diturunkan . Kitab suci ini juga tidak dapat ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir zaman. Ia tidak akan lekang dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut mana pun juga. Sekarang pun, saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata Al-Qur'an sanggup menjawab tantangan sains modern.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan teori ledakan besar (Big Bang Theory)?
2.      Bagaimana proses pembentukan alam semesta setelah terjadinya ledakan besar (Big Bang Theory)?
3.      Siapa saja yang mendukung teori Big Bang?
4.      Apa saja ayat-ayat tentang penciptaan alam semesta?
5.      Bagaimana proses pembentukan alam semesta menurut ahli astronomi?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui maksud dari teori ledakan besar (Big Bang Theory).
2.      Untuk mengetahui proses pembentukan alam semesta setelah terjadinya ledakan besar (Big Bang Theory).
3.      Untuk mengetahui pendukung teori Big Bang.
4.      Untuk mengetahui ayat-ayat tentang penciptaan alam semesta.
5.      Untuk mengetahui proses pembentukan alam semesta menurut ahli astronomi.
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Terbentuknya Alam Semesta Dalam Perspektif/Konsep Barat
Sehubungan terbentuknya alam semesta, paling tidak terdapat dua teori atau lebih tepatnya hipotesis, yakni:
2.1.1        Teori Ledakan Besar
Teori ledakan besar disebut dengan istilah Big Bang Theory bertitik tolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar dan mempunyai masa jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat. Masa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan.
Menurut teori ini terdapat beberapa masa yang penting selama terjadinya alam semesta, yaitu:
a.       Masa batas dinding Planck
b.      Masa Liffy
c.       Masa Quark
d.      Masa pembentukan Lipton
e.       Masa radiasi
f.       Masa pembentukan galaksi
g.      Masa pembentukan tata surya[1]
1.      Proses Terbentuknya Alam Semesta
Setelah terjadinya ledakan (Big Bang), terjadilah semacam bencana alam semesta (Cosmic Cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh bola-bola api yang sangat panas dan padat. Dari bola-bola api inilah kemudian terbentuk partikel-partikel dasar dan muatan-muatan energi, dari muatan-muatan energi ini kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di alam semesta. Daya kekuatan alam yang diperkirakan pertama kali terbentuk adalah daya gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya electromagnetis.
Partikel-partikel dasar yaitu elektron, photon, neutron dan lain-lain saling bertubrukan untuk kemudian membentuk proton dan neutron. Selama masa ini sebagian besar energi masih berbentuk radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).
Alam semesta terus mengembang dan perlahan-lahan mulai mendingin. Pada tahap ini, inti atom hidrogen, helium dan litium mulai membentuk. Tahap selanjutnya alam semesta mulai memasuki tahap suhu yang cukup dingin sehingga partikel-partikel elektron yang bermuatan negatif dapat berkait dan menyatu dengan inti-inti atom hidrogen dan helium yang bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-atom yang netral.
Karena alam semesta terus membesar, kepadatannya otomatis semakin berkurang dan suhunya juga semakin mendingin.
2.      Pendukung Teori Big Bang
Teori Big Bang ini diajukan oleh Georges Lemaitre pada tahun 1927, dia adalah seorang pendeta sekaligus ahli matematika dari Belgia.
Bertahun-tahun kemudian, Edwin Hubble menetapkan teori bahwa: Galaksi-galaksi di alam semesta ini semuanya bergerak menjauhi pusat alam semesta dengan kecepatan yang sangat tinggi atau dapat dikatakan bahwa alam semesta ini mengembang kesegala arah. Apa yang dikemukakan Hubble ini menguatkan teori Big Bang-nya Lemaitre.
Teori Big Bang juga memprediksikan bahwa ledakan Big Bang telah meninggalkan seberkas cahaya radiasi ("background" radiation) dan pada tahun 1964, Arno Penzias dan Robert Wilson berhasil menemukan radiasi pertama ini, persis seperti yang diprediksikan dalam teori Big Bang.[2]
2.1.2        Teori ekspansi dan kontraksi
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu Masa Ekspansi dan Masa Kontruksi yang diduga siklus tersebut berlangsung dalam durasi 30.000 juta tahun.
Disamping itu, terdapat suatu hipotesis menarik yang diajukan oleh Fowler tentang terjadinya galaksi, yakni: kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya ribuan tidaklah seperti galaksi yang ada saat ini. Saat itu, galaksi masih merupakan Kabut Gas Hidrogen yang sangat besar.[3]


2.2  Terbentuknya Alam Semesta Dalam Perspektif/Konsep Al-Qur’an
2.2.1        Ayat-ayat tentang Penciptaan Alam
Pembicaraan al-Qur’an tentang alam semesta ditemukan dalam ayat-ayatnya yang tergelar dalam beberapa surat. Namun, ayat-ayat yang menjelaskan tentang alam ini masih bersifat garis besar atau prinsip-prinsip dasarnya saja, karena al-Qur’an bukan buku-buku ilmu pengetahuan umumnya yang menguraikan penciptaan alam semesta secara sistematis. Walaupun demikian, ayat yang secara jelas mengenai penciptaan alam dapat dilihat dalam surat al-Baqarah ayat 117, yang berbunyi, بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ “Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengucapkan kepadanya كنف يكن jadilah” lalu jadilah ia”. Allah pemilik mutlak dari alam semesta dan penguasa alam yang tidak dapat disangkal di samping pemeliharaanya yang maha pengasih. Karena kekuasaanya bila Ia hendak menciptakan bumi dan langit, Dia hanya mengatakan “jadilah”. Dan ayat-ayat lain tentang kejadian alam telah ditafsirkan melalui filsafat sains dan agama.
Ayat Al-Qur’an mengenai penciptaan alam di antaranya adalah dalam surat Anbiya’ ayat 30:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
“Dan apakah orang-orang kafir tidak menetahui bahwasannya ruang alam dan materi (al-ardh) itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air (al-ma’) Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada beriman juga. ”
Dalam surat ini disebutkan informasi bahwa dahulu ruang alam (al-sama’) dan materi (al-ardh) adalah menyatu sebelum dipisahkan, dan kemudian dijelaskan pula tentang air yang daripadanya dijadikan segala sesuatu yang hidup.
2.2.2        Proses Terbentuknya Alam Semesta
Pertama, masa ledakan besar (Big Bang) yang pada mulanya langit dan bumi serta benda-benda langit lainnya menyatu kemudian terpisah. Ledakan hakikatnya adalah pengembangan ruang yang dalam al-Qur’an disebutkan bahwa Allah kuasa meluaskan langit. Yang berbunyi, وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ “Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya.” (Q.S. adz-Dzariyat: 47).
Kedua, masa pembentukan bintang-bintang yang terus berlangsung, yang dalam al-Qur’an disebut penyempurnaan langit. Termaktub dalam surat An-Nazi’at ayat 28, yang berbunyi, رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا Dia telah meninggikan bangunannya (langit) lalu menyempurnakannya.”
Masa ketiga dan keempat, matahari mulai dipancarkan cahayanya. Dan kemudian diteruskan dengan pemadatan bumi. Yang berbuyi dalam al-Qur’an, (٣٠)وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا (٢٩)وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا “Dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya (terang benderang).(29) Dan setelah itu bumi Dia hamparkannya.(30)” (Q.S. An-Nazi’at : 29-30)
Proses geologis yang menyebabkan lahirnya rantai pegunungan, adanya tumbuh-tumbuhan, hewan merupakan masa kelima dan keenam dalam penciptaan alam. Yang berbunyi dalam al-Qur’an, (٣٣)مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ (٣٢)وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا (٣١)أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا “Dan Dia pancarkan mata air dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.(31) Dan gunung-gunung dia pancangkan dengan teguh.(32) (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.(33)” (S. An-Nazi’at : 31-33).[4]












BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, diketahui bahwa selain berisi ayat-ayat akidah, tauhid, dan muamalat, Al-Qur’an juga berisi konsep-konsep alam semesta. ALQuran menjelaskan mulai dari penciptaan, perkembangan, hingga akhir alam semesta yang ditandai dengan datangnya hari kiamat. Konsep Al-Qur’an yang telah ada sejak 14 abad yang lalu itu baru bisa dibuktikan pada akhir-akhir ini dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Al-Qur’an merupakan lautan luas yang dalam, penuh dengan permata dan simpanan kekayaan yang tak ternilai harganya yang tidak akan mungkin ditemukan kecuali oleh para penyelam ulung yang memiliki dan memberdayakan nalar rasionya dan sinar keimanan.
Alam semesta mencakup keseluruhan benda-benda alam yang terdiri dari galaxy, bintang-bintang, matahari, planet-planet, nabula dan satelit-satelit. Yang dimana asal muasal benda alam itu sudah dinyatakan kebenarannya melalui penelitian para ahli dan dibenarkan oleh Al-Qur’an.
Setelah terjadinya ledakan (big Bang), terjadilah semacam bencana alam semesta (cosmic cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh bola-bola api yang sangat panas dan padat. Dari bola-bola api inilah kemudian terbentuk partikel-partikel dasar dan muatan-muatan energi, dari muatan-muatan energi ini kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di alam semesta. Daya kekuatan alam yang diperkirakan pertama kali terbentuk adalah daya gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya electromagnetis.
Partikel-partikel dasar yaitu elektron, photon, neutron dan lain-lain saling bertubrukan untuk kemudian membentuk proton dan neutron. Selama masa ini sebagian besar energi masih berbentuk radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).
3.2  Saran-Saran
1. Hendaknya kita sebagai manusia harus bisa menikmati dan menjaga sebaik-baiknya segala sesuatu yang telah tercipta (alam semesta beserta isinya).
2. Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari koridor keilmuan.



DAFTAR PUSTAKA
Susanto Edi. 2006. Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar. Pamekasan: STAIN Pamekasan Press.
Aly Abdullah, Eny Rahma. 1991. MKDU Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sumber Lain:



[1] abdullah aly dan eny rahma (jakarta: PT. Bumi aksara) hal 35
[2]https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=115247545271666&id=260785423997959
[3] edi susanto buku ajar ilmu alamiah dasar (pamekasan: STAIN Pamekasan Press) hal 16
[4] http://hadirukiyah2.blogspot.co.id/2010/01/terbentuknya-alam-semesta-dan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lestarikan Budaya Tradisional, Warga Desa Pakong dan Desa Bicorong adakan Lomba Layang-Layang Hias

PAKONG - Mukhtar membuka secara langsung mengenai gelaran lomba layang-layang dalam rangka memeriahkan HUT RI yang ke-77. Dalam rangka memer...