BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat
kita tinggal? Mungkin kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun
pernah, kamu tentu masih sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam
semesta ini. Akan kami terangkan seberapa besar alam semesta ini dengan
menggunakan suatu contoh. Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan?
Jarak antara batas kota tempat kamu tinggal mungkin tampak begitu besar bagimu.
Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh jalan-jalan di kotamu, dari timur ke
barat, dan kamu akan terkagum-kagum oleh keluasannya. Mungkin diantara kalian
ada yang pernah bepergian ke kota lain yang jauh jaraknya. Tapi, camkan satu
hal! Meskipun kamu pergi mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit untuk
membantumu membayangkan betapa luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi
hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat
sangat luas ini.
Mungkin kamu terkejut, tapi memang itu kenyataannya;
planet bumi hanyalah sebutir debu jika dibandingkan dengan luas seluruh alam
semesta.
Di dalam Al Qur’an didapatkan kesimpulan yang cukup besar
peluang kebenarannya, bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini
sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah
tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran
jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada
segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir
rahasianya oleh manusia.
Dengan kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai
“cermin manifestasi” dan “kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya
sudah diberitahukan kepada manusia lewat Al Qur’an, sebelum kejadian tersebut
terjadi, dengan tidak ada tekanan apakah manusia mau atau tidak memahaminya
guna mendapatkan takwil isyarat-Nya.
Al
Qur’an diturunkan bukan hanya kepada umat Islam, tetapi sebagai mediator
menyampaikan pesan Tuhan Pencipta Alam kepada semua makhluk-Nya. Al Qur’an yang
sedemikian sempurna ini memberi kabar dan cerita semua kejadian di alam semesta
ini.
Kemukjizatan
Al-Qur'an ditandai dengan keorisinilannya sejak diturunkan . Kitab suci ini
juga tidak dapat ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir zaman. Ia
tidak akan lekang dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut mana pun
juga. Sekarang pun, saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata Al-Qur'an
sanggup menjawab tantangan sains modern.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan teori ledakan besar (Big Bang Theory)?
2.
Bagaimana
proses pembentukan alam semesta setelah terjadinya ledakan besar (Big Bang
Theory)?
3.
Siapa saja yang
mendukung teori Big Bang?
4.
Apa saja
ayat-ayat tentang penciptaan alam semesta?
5.
Bagaimana
proses pembentukan alam semesta menurut ahli astronomi?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui maksud dari teori ledakan besar (Big Bang Theory).
2.
Untuk
mengetahui proses pembentukan alam semesta setelah terjadinya ledakan besar
(Big Bang Theory).
3.
Untuk
mengetahui pendukung teori Big Bang.
4.
Untuk
mengetahui ayat-ayat tentang penciptaan alam semesta.
5. Untuk mengetahui proses pembentukan alam semesta menurut
ahli astronomi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Terbentuknya Alam Semesta Dalam Perspektif/Konsep Barat
Sehubungan
terbentuknya alam semesta, paling tidak terdapat dua teori atau lebih tepatnya
hipotesis, yakni:
2.1.1
Teori Ledakan
Besar
Teori ledakan besar disebut dengan istilah Big Bang
Theory bertitik tolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar dan
mempunyai masa jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian
meledak dengan hebat. Masa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat
menjauhi pusat ledakan.
a.
Masa batas
dinding Planck
b.
Masa Liffy
c.
Masa Quark
d.
Masa
pembentukan Lipton
e.
Masa radiasi
f.
Masa
pembentukan galaksi
g.
Masa
pembentukan tata surya[1]
1. Proses Terbentuknya Alam Semesta
Setelah terjadinya ledakan (Big Bang), terjadilah semacam
bencana alam semesta (Cosmic Cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh bola-bola
api yang sangat panas dan padat. Dari bola-bola api inilah kemudian terbentuk
partikel-partikel dasar dan muatan-muatan energi, dari muatan-muatan energi ini
kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di alam semesta. Daya kekuatan
alam yang diperkirakan pertama kali terbentuk adalah daya gravitasi, kemudian
daya nuklir serta daya electromagnetis.
Partikel-partikel dasar yaitu elektron, photon, neutron
dan lain-lain saling bertubrukan untuk kemudian membentuk proton dan neutron.
Selama masa ini sebagian besar energi masih berbentuk radiasi
(percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).
Alam semesta terus mengembang dan perlahan-lahan mulai
mendingin. Pada tahap ini, inti atom hidrogen, helium dan litium mulai
membentuk. Tahap selanjutnya alam semesta mulai memasuki tahap suhu yang cukup
dingin sehingga partikel-partikel elektron yang bermuatan negatif dapat berkait
dan menyatu dengan inti-inti atom hidrogen dan helium yang bermuatan positif
untuk kemudian membentuk atom-atom yang netral.
Karena alam semesta terus membesar, kepadatannya otomatis
semakin berkurang dan suhunya juga semakin mendingin.
Teori Big Bang ini diajukan oleh Georges Lemaitre pada tahun 1927, dia adalah
seorang pendeta sekaligus ahli matematika dari Belgia.
Bertahun-tahun kemudian, Edwin Hubble menetapkan teori bahwa:
Galaksi-galaksi di alam semesta ini semuanya bergerak menjauhi pusat alam
semesta dengan kecepatan yang sangat tinggi atau dapat dikatakan bahwa alam
semesta ini mengembang kesegala arah. Apa yang dikemukakan Hubble ini menguatkan
teori Big Bang-nya Lemaitre.
Teori Big Bang juga memprediksikan bahwa ledakan Big Bang
telah meninggalkan seberkas cahaya radiasi ("background" radiation)
dan pada tahun 1964, Arno Penzias dan Robert Wilson berhasil menemukan radiasi
pertama ini, persis seperti yang diprediksikan dalam teori Big Bang.[2]
2.1.2
Teori ekspansi
dan kontraksi
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa ada suatu
siklus dari alam semesta, yaitu Masa Ekspansi dan Masa Kontruksi
yang diduga siklus tersebut berlangsung dalam durasi 30.000 juta tahun.
Disamping itu, terdapat suatu hipotesis menarik yang
diajukan oleh Fowler tentang terjadinya galaksi, yakni: kira-kira 12.000 juta
tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya ribuan tidaklah seperti
galaksi yang ada saat ini. Saat itu, galaksi masih merupakan Kabut Gas
Hidrogen yang sangat besar.[3]
2.2 Terbentuknya Alam Semesta Dalam Perspektif/Konsep Al-Qur’an
2.2.1
Ayat-ayat tentang Penciptaan Alam
Pembicaraan
al-Qur’an tentang alam semesta ditemukan dalam ayat-ayatnya yang tergelar dalam
beberapa surat. Namun, ayat-ayat yang menjelaskan tentang alam ini masih
bersifat garis besar atau prinsip-prinsip dasarnya saja, karena al-Qur’an bukan
buku-buku ilmu pengetahuan umumnya yang menguraikan penciptaan alam semesta
secara sistematis. Walaupun demikian, ayat yang secara jelas mengenai
penciptaan alam dapat dilihat dalam surat al-Baqarah ayat 117, yang berbunyi, بَدِيعُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن
فَيَكُونُ
“Allah pencipta langit dan bumi, dan
bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya
mengucapkan kepadanya كنف يكن “jadilah” lalu jadilah ia”. Allah
pemilik mutlak dari alam semesta dan penguasa alam yang tidak dapat disangkal
di samping pemeliharaanya yang maha pengasih. Karena kekuasaanya bila Ia hendak
menciptakan bumi dan langit, Dia hanya mengatakan “jadilah”. Dan ayat-ayat lain
tentang kejadian alam telah ditafsirkan melalui filsafat sains dan agama.
Ayat Al-Qur’an mengenai penciptaan alam di antaranya adalah
dalam surat Anbiya’ ayat 30:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ
كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
“Dan apakah orang-orang kafir tidak menetahui bahwasannya
ruang alam dan materi (al-ardh) itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air (al-ma’) Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada beriman juga. ”
Dalam surat ini disebutkan informasi bahwa dahulu ruang
alam (al-sama’) dan materi (al-ardh) adalah menyatu sebelum dipisahkan, dan
kemudian dijelaskan pula tentang air yang daripadanya dijadikan segala sesuatu
yang hidup.
2.2.2
Proses Terbentuknya Alam Semesta
Pertama, masa ledakan besar (Big Bang) yang pada mulanya langit dan bumi
serta benda-benda langit lainnya menyatu kemudian terpisah. Ledakan hakikatnya
adalah pengembangan ruang yang dalam al-Qur’an disebutkan bahwa Allah kuasa meluaskan
langit. Yang berbunyi, وَالسَّمَاءَ
بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ “Dan langit
Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya.” (Q.S. adz-Dzariyat: 47).
Kedua, masa pembentukan bintang-bintang
yang terus berlangsung, yang dalam al-Qur’an disebut penyempurnaan langit.
Termaktub dalam surat An-Nazi’at ayat 28, yang berbunyi, رَفَعَ
سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا ”Dia telah meninggikan bangunannya (langit) lalu
menyempurnakannya.”
Masa
ketiga dan keempat,
matahari mulai dipancarkan cahayanya. Dan kemudian diteruskan dengan pemadatan
bumi. Yang berbuyi dalam al-Qur’an, (٣٠)وَالْأَرْضَ بَعْدَ
ذَٰلِكَ دَحَاهَا (٢٩)وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا
وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا “Dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita) dan
menjadikan siangnya (terang benderang).(29) Dan setelah itu bumi Dia
hamparkannya.(30)” (Q.S. An-Nazi’at : 29-30)
Proses geologis yang menyebabkan lahirnya rantai
pegunungan, adanya tumbuh-tumbuhan, hewan merupakan masa kelima dan keenam
dalam penciptaan alam. Yang berbunyi dalam al-Qur’an, (٣٣)مَتَاعًا لَكُمْ
وَلِأَنْعَامِكُمْ (٣٢)وَالْجِبَالَ
أَرْسَاهَا (٣١)أَخْرَجَ مِنْهَا
مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا “Dan Dia pancarkan mata air dan (ditumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya.(31) Dan gunung-gunung dia pancangkan dengan teguh.(32)
(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.(33)” (S.
An-Nazi’at : 31-33).[4]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan di
atas, diketahui bahwa selain berisi ayat-ayat akidah, tauhid, dan muamalat, Al-Qur’an
juga berisi konsep-konsep alam semesta. ALQuran menjelaskan mulai dari
penciptaan, perkembangan, hingga akhir alam semesta yang ditandai dengan
datangnya hari kiamat. Konsep Al-Qur’an yang telah ada sejak 14 abad yang lalu
itu baru bisa dibuktikan pada akhir-akhir ini dengan menggunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Al-Qur’an merupakan lautan luas yang dalam,
penuh dengan permata dan simpanan kekayaan yang tak ternilai harganya yang
tidak akan mungkin ditemukan kecuali oleh para penyelam ulung yang memiliki dan
memberdayakan nalar rasionya dan sinar keimanan.
Alam semesta mencakup keseluruhan benda-benda alam
yang terdiri dari galaxy, bintang-bintang, matahari, planet-planet, nabula dan
satelit-satelit. Yang dimana asal muasal benda alam itu sudah dinyatakan
kebenarannya melalui penelitian para ahli dan dibenarkan oleh Al-Qur’an.
Setelah terjadinya ledakan (big Bang), terjadilah
semacam bencana alam semesta (cosmic cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh
bola-bola api yang sangat panas dan padat. Dari bola-bola api inilah kemudian
terbentuk partikel-partikel dasar dan muatan-muatan energi, dari muatan-muatan
energi ini kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di alam semesta. Daya kekuatan alam yang diperkirakan
pertama kali terbentuk adalah daya gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya
electromagnetis.
Partikel-partikel dasar yaitu elektron, photon,
neutron dan lain-lain saling bertubrukan untuk kemudian membentuk proton dan
neutron. Selama masa ini sebagian besar energi masih berbentuk radiasi (percikan-percikan
cahaya dari bola-bola api).
3.2 Saran-Saran
1. Hendaknya kita sebagai manusia harus bisa menikmati dan menjaga
sebaik-baiknya segala sesuatu yang telah tercipta (alam semesta beserta
isinya).
2. Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas
dari koridor keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto Edi.
2006. Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar. Pamekasan: STAIN Pamekasan Press.
Aly Abdullah,
Eny Rahma. 1991. MKDU Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sumber Lain:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar